Hidup itu
nggak gampang. Kita dipaksa untuk selalu fight, berjuang,
gontok-gontokan. Kadang apa yang kita mau, nggak selalu terpenuhi. Banyak
alasan. Entah karena orang lain, atau emang einfach
"kita nggak bisa dapetin itu.". Banyak temen, dikelilingi keluarga
yang kelihatannya harmonis, buat gue mungkin itu nggak cukup. Jujur, I
don't like my life. Bukan
gue nggak bersyukur, tapi emang nggak sreg sama hidup gue sendiri. Okay, gue
emang cukup beruntung. Gue nggak kesulitan ekonomi, nggak perlu cari makan
untuk esok hari, atau cari kardus untuk alas tidur. Lebih dari itu, lagi. Hidup
gue bukan cuma diliat dari aspek ekonomi atau whatever they called.
Manusia.
Manusia itu mahluk yang katanya paling sempurna. Dikasih akal dan pikiran sama
Tuhan, sampe terkadang mereka suka sotoy. Berasa paling tau dan nunjuk-nunjuk
ke muka manusia lain. Satu hal, beribu manusia, beribu macam karakternya. Yang
kita pikir kita "tau" dia, ternyata nggak. Untuk manusia-manusia
tertutup, yang tau betul siapa dirinya, di "sotoy"in itu nggak enak. I know exactly who I am. Nggak ada satu orang pun yang kenal
gue. Untuk seseorang, atau mungkin beberapa orang, mereka bertanya-tanya apa
yang ada di otak gue. Apa? Harus kalian tau? Gue nggak melontarkan apa yang gue
mau. Gue cuma ngebuat sesuatu menjadi lebih baik, menurut gue. Egois? Iya
mungkin. Mungkin gue egois, kelihatannya. Tapi mereka nggak mencoba ngebuka
pintu lebih jauh lagi biar tau maksudnya. Bukan nggak mencoba, mereka nggak
mau. Balik lagi ke atas, manusia itu sotoy.
Mereka nggak
perlu tau apa yang gue rasain, alamin, apa yang gue lihat. Karena itu semua
nggak penting. Menurut mereka, mungkin gue keras kepala. Iya gue keras kepala.
Gue lakuin apa yang menurut gue bener. Jelas. Yang kadang bikin orang nggak
habis pikir. Cara gue menimbang-nimbang dan menilai suatu hal, cuma gue yang
tau. So, isi otak gue ya cuma gue kan
yang tau?
Bersosialisasi
dan kontak sama orang lain bukan favorit gue. Terserah, gue bukan orang yang friendly or warm dan gue nggak mau jadi orang
itu. Gue bukan karakter 'The Sims' yang bisa di buat sempurna. Mungkin manusia
di sekitar gue anggap sebagai penghibur. Bukan sebagai seseorang yang bisa di
curhatin sedalem-dalemnya. Karena nggak ada yang ngerti cara pikir gue. Mereka
pikir gue terlalu aneh atau bahkan nganeh.
Percuma. Buang-buang waktu menurut gue. Pada akhirnya yang
dilakukan orang-orang itu adalah nge-judge gue. That's all. Membuat penilaian sendiri. Lo pikir
lo kenal gue? Enggak!
Gue ngejalanin hidup
itu sendiri. Kalau gue gagal, cuma gue yang nanggung sedih, malu, dan marahnya.
Kalau gue berhasil, cuma gue yang bisa ngerasain senengnya. Gue mati pun akan
sendiri. Terbaring di liang kubur sendiri. Begitu juga dengan lo, atau kalian.
Jalanin aja hidup lo, nggak perlu ngasih
tau siapa gue. Gue tau gue siapa. Gue kenal betul manusia seperti apa gue itu.